Rabu, 07 Oktober 2015

Between Taste and Smell

Hello Psychopreneur!!!

Pernahkah kalian mencoba menutup hidung kalian ketika sedang makan?
Jika belum pernah, cobalah sekarang! Mungkin diantara kalian yang sudah pernah, sadarkah kalian bahwa makanan yang berada di dalam mulut kalian akan terasa berbeda tidak sesuai dengan kenyataannya?
Semisal kalian mengunyah bubuk kayu manis, ketika hidung kalian ditutup. Lalu, saat kalian disuruh tebak apa yang kalian makan, maka kalian bisa menganggap bahwa yang kalian makan adalah tepung hambar bukanlah bubuk kayu manis.
Mengapa demikian?

Hal ini dikarenakan indera pengecapan dengan penciuman kalian saling berhubungan. Ketika kalian mencium bau atau aroma, otak kalian pun akan langsung bekerja secara bersamaan di dua tempat berbeda yaitu lobus frontal dan sistem limbik. Lobus frontal ini berfungsi dalam menganalisis bau apa yang dicium oleh kalian sedangkan sistem limbik mengaitkan dengan emosi yang berkaitan dengan pengalaman kalian ketika mencium bau tersebut. Hal seperti inilah yang membuat kalian mengetahui rasa dan jenis makanan apa yang kalian makan.

Selain itu, ketika kalian pernah mengalami hal buruk seperti jatuh sakit setelah makan suatu makanan tertentu. Tanpa disadari, kalian pasti akan menghindari jenis makanan tersebut. Tentu hal seperti ini terlihat aneh sebab tidak seharusnya kalian mengeneralisasikan satu jenis makanan tersebut dalam semua kondisi. Tetapi, kenyataannya hal ini alamiah bahkan dialami pula oleh binatang seperti serigala ketika mereka memakan domba yang diberikan racun, maka mereka pun tidak berani lagi memangsa domba lainnya.

Lalu terdapat hubungan lain antara indera pengecap dan penciuman pada manusia dan binatang. Pada dasarnya sebagai manusia, kepekaan dalam penciuman tentu lebih rendah daripada binatang. Selain karena bentuk moncong namun jumlah reseptornya pun berbeda. Akan tetapi, dalam mencium bau tidak sedap (kotoran, air liur, muntahan dan bangkai) tentu manusia tidak memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mencium bau sedap. Ini berarti manusia lebih peka dalam mencium bau tidak sedap daripada binatang. Hal ini dikarenakan bau tidak sedap identik berbahaya dan cenderung dihindari oleh manusia berbeda dengan binatang yang tidak menganggap demikian, contohnya hyena yang menjadi pemangsa bangkai.

Hal lain juga terjadi pada jenis makanan yang dapat dimakan oleh manusia dan binatang. Manusia sebenarnya diberikan kemampuan untuk adaptasi yang memungkinkan dapat bertahan hidup dengan memakan berbagai jenis bentuk makanan, namun bila binatang mereka tidak demikian. Terbukti seperti koala yang hanya dapat memakan eucalyptus (sejenis tumbuhan).


Untuk keterangan lebih lanjut mengenai indera pengecapan dan penciuman baik pada manusia maupun binatang. Kalian dapat melihat di bagan mind maping pada gambar di bawah ini.



Gambar 1.1 Mind Map "Indera Pengecap"


Gambar 1.2 Mind Map "Indera Penciuman"





Tidak ada komentar:

Posting Komentar