Rabu, 28 Oktober 2015

Autism is Awesome !!!

Hello Psychopreneur!!!

Mendengar kata "autis" pasti sudah tidak asing lagi di telinga kalian. Akan tetapi, mengapa perlakuan kalian terhadap mereka seakan-akan menganggap mereka seperti orang asing? Tahukah kalian betapa berharganya diri mereka?

Autisme yang termasuk ke dalam salah satu bagian dari Autism Spectrum Disorder (ASD) dan Pervasive Development Disorder (PDD), merupakan gangguan perkembangan pada seseorang yang sudah nampak sebelum usia tiga tahun. Gangguan ini meliputi interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. Meskipun demikian, autisme bukanlah penyakit kejiwaan.

Selain itu, penderita autis sebenarnya memiliki beberapa kelebihan yang istimewa yakni beberapa diantara mereka cenderung mandiri, lebih kreatif, memiliki kemampuan visualisasi yang lebih baik, memiliki kemampuan daya ingat yang lebih tinggi serta IQ yang di atas rata-rata seperti penderita Syndrom Asperger. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang tertentu seperti kecepatan dalam mengetik, bermain musik dan berimajinasi yang tidak dapat dilakukan oleh orang biasa pada umumnya.

Hal inilah yang seharusnya kalian lihat dari diri mereka, para penderita autis. Kelebihan yang mereka miliki ini sebenarnya mampu melengkapi kekurangan dalam diri kalian sendiri terutama dalam hal pekerjaan. Salah satu contohnya mereka dapat membantu dalam hal administrasi, dokumentasi dan arsitektur yang membutuhkan keterampilan khusus seperti mengetik dan berimajinasi tinggi.  

Meskipun beberapa penderita autis memiliki kesulitan dalam berinteraksi, namun sebenarnya hal ini dapat dibantu dengan dukungan visualisasi yang mampu membantu mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Inilah yang menjadi tugas dan tanggung jawab kalian terhadap mereka!

Maka dari itu, sebagai psychopreneur mulai dari sekarang ubahlah pandangan kalian terhadap mereka para penderita autis sebab mereka adalah orang-orang yang luar biasa! Serta hilangkanlah perilaku labeling terhadap mereka, yang tanpa kalian sadari dapat menghancurkan hidup mereka!





Rabu, 21 Oktober 2015

Crimes Around You

Hello Psychopreneur!!!

Kasus kriminal seperti tindak kekerasan, pemerkosaan, korupsi bahkan pembunuhan yang terjadi disekeliling kalian tentu bukan lagi menjadi hal baru saat ini. Namun, pernahkah kalian berpikir mengapa di sekeliling kita terjadi begitu banyak tindakan kriminal? Apakah pelaku tindakan kriminal tersebut dilahirkan untuk berbuat demikian atau ada faktor lain dibelakangnya?

Tentu kalian harus percaya bahwa tidak ada orang-orang yang dilahirkan untuk menjadi orang jahat. Akan tetapi, adanya faktor biologis yang berbeda tidak menutup kemungkinan memberikan kecenderungan terhadap seseorang dalam berperilaku kriminal. Hal ini disebabkan faktor biologis dapat mempengaruhi faktor psikologis seseorang. Namun perlu diingat bahwa perkembangan psikologis seseorang juga dipengaruhi dari faktor eksternal yaitu lingkungan tempat tinggal dirinya.

Menurut penelitian, anak yang terdiagnosa ADD (Attention Defisit Disorder) atau ADHD (Attention Defisit Hiperactive Disorder) memiliki kecenderungan dalam berperilaku kriminal dilihat dari segi psikologis dan emosional. Para pelaku tindakan kriminal memiliki tingkat agresifitas yang tinggi dan emosi yang cenderung mudah marah. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri anak yang terdiagnosa ADD maupun ADHD. Namun perlu ditekankan kembali bahwa anak ADD maupun ADHD bukanlah faktor utama yang pasti membuat anak menjadi pelaku tindakan kriminal.

Faktor lain dapat dilihat dari perkembangan dan kinerja otak mereka, terdapat perbedaan antara otak pelaku tindakan kriminal dengan orang biasa. Pada otak pelaku tindakan kriminal, ditemukan adanya kinerja otak yang tidak maksimal dan menyeluruh selayaknya orang biasa pada umumnya dalam tes MRI. Bagian otak yang mengalami perbedaan ini yakni otak besar (cerebrum) yang berfungsi dalam pengendalian atau kontrol diri dalam bertingkah laku. Inilah yang memungkinkan terjadinya tindakan kekerasan pada kasus kriminal.

Selain itu, dari segi biologis lainnya seperti hormon.Tentu hal ini berpengaruh, kurangnya produksi hormon serotonin pada pelaku tindakan kriminal,  juga dapat menyebabkan perilaku agresif mereka menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan orang biasa. Inilah yang mendorong mereka dalam melakukan suatu tindakan kriminal. Bahkan meningkatnya agresifitas dan hilangnya kontrol diri dapat diperburuk dengan kebiasaan mereka dalam mengkonsumsi minuman beralkohol.

Maka dari itu, kalian para psychopreneur masa depan harus dapat melihat perilaku-perilaku masyarakat di sekeliling kalian dan mewaspadai hal tersebut. Jauh lebih baik bila kalian mampu mencegah hal-hal buruk yang terjadi pada sekeliling kalian dengan mulai belajar dalam pengendalian diri sendiri maupun orang lain.






Rabu, 14 Oktober 2015

Mind Your Business

Hello Psychopreneur!!!

Kesuksesan seseorang dalam merintis karir tentu bukanlah hal yang mudah untuk diraih. Banyak proses yang harus dipikirkan dan dilalui sebelumnya terutama yang menyangkut kesehatan individu itu sendiri.
Hal-hal yang paling penting adalah bagaimana cara seseorang berpikir dan melakukan pekerjaan demi kesuksesan karirnya.

Seorang psychopreneur yang sejati harus dapat berpikiran positif dan mampu mencari jalan keluar terhadap masalah yang akan dihadapi. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga tubuh tetap dalam keadaan yang fit sebab rasa sakit sebenarnya dapat dilawan dengan pemikiran positif. Ini dikarenakan sakit timbul dari sebuah persepsi individu.

Selain itu, saat ini para psychopreneur tidak terlepas dari laptop ataupun alat sejenis lainnya dalam merintis karir mereka yang dapat membuat mata dan tubuh mereka cepat lelah.
Hal seperti ini perlu diberi perhatian yang lebih sebab banyak diantara mereka yang tidak melakukannya dengan aturan pemakaian yang sesuai, sehingga ini dapat berdampak buruk pada kondisi tubuh mereka seperti ; kebas (kesemutan), kelainan tulang (skoliosis, lordosis dan kifosis) maupun kerusakan pada mata.

Maka dari itu, disini akan diberikan salah satu tips posisi yang benar dalam penggunaan laptop. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya penurunan fisik serta adanya kelancaran sistem peredaran darah dalam tubuh yang mampu membuat otak dapat bekerja secara maksimal dalam merintis karir para psychopreneur.

TIPS :










Rabu, 07 Oktober 2015

Between Taste and Smell

Hello Psychopreneur!!!

Pernahkah kalian mencoba menutup hidung kalian ketika sedang makan?
Jika belum pernah, cobalah sekarang! Mungkin diantara kalian yang sudah pernah, sadarkah kalian bahwa makanan yang berada di dalam mulut kalian akan terasa berbeda tidak sesuai dengan kenyataannya?
Semisal kalian mengunyah bubuk kayu manis, ketika hidung kalian ditutup. Lalu, saat kalian disuruh tebak apa yang kalian makan, maka kalian bisa menganggap bahwa yang kalian makan adalah tepung hambar bukanlah bubuk kayu manis.
Mengapa demikian?

Hal ini dikarenakan indera pengecapan dengan penciuman kalian saling berhubungan. Ketika kalian mencium bau atau aroma, otak kalian pun akan langsung bekerja secara bersamaan di dua tempat berbeda yaitu lobus frontal dan sistem limbik. Lobus frontal ini berfungsi dalam menganalisis bau apa yang dicium oleh kalian sedangkan sistem limbik mengaitkan dengan emosi yang berkaitan dengan pengalaman kalian ketika mencium bau tersebut. Hal seperti inilah yang membuat kalian mengetahui rasa dan jenis makanan apa yang kalian makan.

Selain itu, ketika kalian pernah mengalami hal buruk seperti jatuh sakit setelah makan suatu makanan tertentu. Tanpa disadari, kalian pasti akan menghindari jenis makanan tersebut. Tentu hal seperti ini terlihat aneh sebab tidak seharusnya kalian mengeneralisasikan satu jenis makanan tersebut dalam semua kondisi. Tetapi, kenyataannya hal ini alamiah bahkan dialami pula oleh binatang seperti serigala ketika mereka memakan domba yang diberikan racun, maka mereka pun tidak berani lagi memangsa domba lainnya.

Lalu terdapat hubungan lain antara indera pengecap dan penciuman pada manusia dan binatang. Pada dasarnya sebagai manusia, kepekaan dalam penciuman tentu lebih rendah daripada binatang. Selain karena bentuk moncong namun jumlah reseptornya pun berbeda. Akan tetapi, dalam mencium bau tidak sedap (kotoran, air liur, muntahan dan bangkai) tentu manusia tidak memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mencium bau sedap. Ini berarti manusia lebih peka dalam mencium bau tidak sedap daripada binatang. Hal ini dikarenakan bau tidak sedap identik berbahaya dan cenderung dihindari oleh manusia berbeda dengan binatang yang tidak menganggap demikian, contohnya hyena yang menjadi pemangsa bangkai.

Hal lain juga terjadi pada jenis makanan yang dapat dimakan oleh manusia dan binatang. Manusia sebenarnya diberikan kemampuan untuk adaptasi yang memungkinkan dapat bertahan hidup dengan memakan berbagai jenis bentuk makanan, namun bila binatang mereka tidak demikian. Terbukti seperti koala yang hanya dapat memakan eucalyptus (sejenis tumbuhan).


Untuk keterangan lebih lanjut mengenai indera pengecapan dan penciuman baik pada manusia maupun binatang. Kalian dapat melihat di bagan mind maping pada gambar di bawah ini.



Gambar 1.1 Mind Map "Indera Pengecap"


Gambar 1.2 Mind Map "Indera Penciuman"