Hello Psychopreneur!!!
Tentu kalian semua pernah menjadi seorang bayi sebelumnya, namun ingatkah kalian pengalaman apa saja yang terjadi saat masih dipanggil sebutan "Baby" tersebut?
Hmm... pasti tidak ada satupun kenangan yang kalian ingat saat itu. Akan tetapi, saat kalian beranjak menjadi lebih dewasa, pastinya kalian pernah mengalami suasana dan perasaan yang sangat familiar.
Hal-hal luar biasa ini semua terjadi pada saat pemrosesan data dalam otak kalian. Tahukah kalian bahwa mengajarkan bahasa asing kepada bayi akan jauh lebih mudah dibandingkan mengajarkan hal tersebut kepada orang dewasa? Sungguh aneh ya? Kok bisa sih! Padahal secara logika, orang dewasa jauh lebih sering berkomunikasi antar satu sama lain.
Well, semua ini dikarenakan "Si Otak Bayi". Otak bayi? Yap, otak bayi yang terlihat kecil dan mudah rapuh ini sebenarnya memiliki kemampuan diluar dugaan. Masa??? Iya serius! Hahaha percaya deh kalian akan kaget bila mengetahui bahwa otak bayi dengan otak dewasa kontennya tidak sama, bahkan jauh lebih complicated otak bayi susunan saraf-sarafnya.
Susunan saraf dalam otak bayi yang amat rumit dan banyak inilah yang membuat si Kecil menjadi lebih cepat menyerap informasi. Akan tetapi dengan bertambahnya usia, susunan saraf pun akan semakin berkurang karena tidak semuanya susunan saraf tersebut digunakan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa orang dewasa jauh lebih sulit mengingat dan menyerap informasi dibandingkan si Kecil.
So, setelah baca ini kalian jangan sedih ya kalau saat ini kalian merasa jauh lebih lemot dibandingkan dengan saat dulu. Nah, bagi kalian yang sudah tahu usianya masing-masing alias mulai beranjak dari kepala junior menjadi kepala senior... Sadar diri ya, catat semua informasi di kertas terutama yang menyangkut keuangan. Jangan terus-menerus masih menyimpannya dalam otak kalian, karena percuma loh... Pernah dengar istilah "pikunan" kan? Hahahaha....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar