Hello Psychopreneur!!!
Setelah kalian mendapat panduan pembuatan soal tes sebelumnya, sudahkah kalian mencoba untuk membuat soal tes sendiri?
Jika sudah jangan lupa untuk diuji coba ya, caranya dengan menyebarkan soal tersebut ke orang-orang yang memiliki kemampuan untuk menjawabnya.
Hati-hati loh jangan sampai salah target. Masa buat soal fisika disuruh anak geografi yang ngerjainnya...Hahahaha
Setelah kalian menyebarkan dan mendapatkan hasilnya, panduan kedua akan diberitahu saat ini..
Kalian harus menilai jawaban mereka menggunakan kunci jawaban kalian. Lalu, mulai deh memasukkan skor tiap anak. Perhatian! Untuk mendapatkan kurva normal maka kalian harus menyebarkannya minimal ke 30 orang ya...
Selanjutnya, kalian akan me-ranking nilai anak-anak dari skor tertinggi hingga terendah. Untuk mengetahui indeks kesukaran aitem (P), berikut ini rumusnya : (Nt + Nr): N .N ini merupakan jumlah dari 27% total anak yang mengerjakan soal tes. Contoh : terdapat 30 orang, 27% nya adalah 8,1 dibulatkan ke atas menjadi 9, sehingga diambil 9 anak dari ranking tertinggi (Nt) dan 9 anak dari ranking terendah (Nr).
Sedangkan untuk mengetahui indeks diskriminasi (D), berikut ini rumusnya : (Nt - Nr): 1/2N.
Tabel Kategori Kesukaran (P)
0,00 < x < 0,2 = Aitem sangat sukar
0,21 < x < 0,8 = Aitem moderat
0,81 < x < 1,00 = Aitem sangat mudah
Tabel Kategori Diskriminasi (D)
0,4 < x = amat diskiriminasi
0,3 - 0,39 = berdiskriminasi
0,2 - 0,29 = diskriminasi yang sederhana
0,1 - 0,19 = kurang diskriminasi perlu diperbaiki
0,1 > x = perlu di revisi total
Setelah baca tabel diatas, maka kalian akan mengetahui soal-soal mana saja yang sulit dan diskriminannya tidak tepat...
Well, selamat mencoba yaaaa... Kalau masih bingung tanya langsung saja disini :D
Rabu, 23 Maret 2016
Kamis, 17 Maret 2016
Let's Make Our Own Test !
Hello Psychopreneur!!!
Di cerita sebelumnya telah dijelaskan bahwa pembuatan 10 soal dalam sebuah tes tidak semudah yang dibayangkan. Ini dikarenakan adanya standarisasi dan ketentuan yang dimuat dalam sebuah tes. Apa sajakah itu???
Sebuah tes yang baik tentu harus memiliki tujuan, kawasan ukur, penguraian komponen isi, batasan perilaku, kompetensi dan tabel spesifikasi yang sering disebut dengan kisi-kisi soal. Ini berarti tes tersebut tidak asal-asalan dan memuat hal-hal yang perlu dikaji secara jelas serta spesifik.
Untuk tujuan dalam sebuah tes, kalian dapat melihat dari bagan taksonomi bloom yang terdiri dari remember (mengingat), understand (memahami), apply (mengaplikasikan), analyze (menganalisis), evaluate (mengevaluasi), and create (menciptakan). Tujuan yang jelas ini akan berpengaruh dalam pembuatan soalnya. Seperti halnya ketika tujuan tes tersebut adalah mengingat, maka soal-soal yang akan dimuat pun lebih mengarah ke hal materi yang dihafalkan. Sedangkan bila tujuan tes tersebut adalah menganalisis, maka soal-soal yang akan dimuat pun lebih mengarah ke studi kasus dimana butuh analisa yang mendalam.
Begitu pula dengan kawasan ukur, penguraian komponen isi, batasan perilaku serta kompetensi. Keempat panduan ini sebenarnya memiliki tujuan yang sama yaitu menspesifikasikan secara lebih mendetail pada tujuan tes tersebut. Seperti halnya memberi batasan-batasan materi pada mata pelajaran yang akan diuji (contohnya psikologi perkembangan dispesifikasikan ke perkembangan fisik lebih spesifik lagi pada batasan umur kalangan remaja).
Setelah melalui tahap tersebut baru diuji coba kepada responden, bila perlu dilakukan revisi dan evaluasi setelahnya. Agar tujuan pada tes tersebut dapat tercapai secara matang dan jelas.
Jumat, 04 Maret 2016
Behind Our Test...
Hello Psychopreneur!!!
"Ujian??? Satu hal yang paling malas dilakukan bahkan oleh seorang profesor sekalipun..
Bagaimana tidak? Tiap saat digunakan untuk mengulang materi pelajaran dari awal hingga akhir..
Belum lagi kalau misalnya nilainya dapat jelek entah salah tesnya atau gurunya..
Yang jelas kesal aja kalau nama udah masuk dalam daftar remidi.."
Keluh kesah maupun kegagalan diatas tentu pernah dialami oleh mereka yang pernah mengikuti ujian..
Tapi pernahkah kalian membayangkan betapa sulitnya membuat 10 soal dalam sebuah ujian?
Mungkin bagi kalian memang terkesan mudah, cukup lihat materinya lalu dijadikan sebuah pertanyaan..
Well, kalau kalian sampai berpikir demikian.. Hal itu salah besar!
Membuat satu soal dalam ujian dengan lima pilihan A,B,C,D dan E bukanlah hal yang mudah..
Seorang guru maupun dosen harus mampu memperkirakan kesulitan sebuah soal yang dapat digunakan oleh semua kalangan muridnya alias baik Si Jenius maupun Si Lemot dapat mengerjakannya dengan baik..
Agar tidak terjadi keluh kesah yang menyalahkan pihak lain seperti sebelumnya..
Tidak hanya itu, akan jauh lebih baik bila soal-soal tersebut diuji dulu indeks kesukaran dan diskriminasinya.. Tentu hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahpahaman yang dapat terjadi di kedepannya..
Terutama bagi mereka yang merasa nilai ujiannya selalu merah padahal mereka sendiri tidak belajar..
Itulah sebabnya seorang guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, beliau berusaha keras untuk memberikan soal-soal terbaik bagi muridnya tanpa sepengetahuan mereka...
Sungguh luar biasa bukan???
So, masihkah kalian membenci UJIAN para psychopreneur?
Hahaha... kalau masih, sebaiknya jangan ya... mending kalian kerjakan ujiannya dengan sebaik mungkin sebagai bentuk apresiasi kalian terhadap mereka, para pahlawan tanpa tanda jasa..
Because you never success without them! Thank you Mr., Ms., and Mrs. :D
"Ujian??? Satu hal yang paling malas dilakukan bahkan oleh seorang profesor sekalipun..
Bagaimana tidak? Tiap saat digunakan untuk mengulang materi pelajaran dari awal hingga akhir..
Belum lagi kalau misalnya nilainya dapat jelek entah salah tesnya atau gurunya..
Yang jelas kesal aja kalau nama udah masuk dalam daftar remidi.."
Keluh kesah maupun kegagalan diatas tentu pernah dialami oleh mereka yang pernah mengikuti ujian..
Tapi pernahkah kalian membayangkan betapa sulitnya membuat 10 soal dalam sebuah ujian?
Mungkin bagi kalian memang terkesan mudah, cukup lihat materinya lalu dijadikan sebuah pertanyaan..
Well, kalau kalian sampai berpikir demikian.. Hal itu salah besar!
Membuat satu soal dalam ujian dengan lima pilihan A,B,C,D dan E bukanlah hal yang mudah..
Seorang guru maupun dosen harus mampu memperkirakan kesulitan sebuah soal yang dapat digunakan oleh semua kalangan muridnya alias baik Si Jenius maupun Si Lemot dapat mengerjakannya dengan baik..
Agar tidak terjadi keluh kesah yang menyalahkan pihak lain seperti sebelumnya..
Tidak hanya itu, akan jauh lebih baik bila soal-soal tersebut diuji dulu indeks kesukaran dan diskriminasinya.. Tentu hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahpahaman yang dapat terjadi di kedepannya..
Terutama bagi mereka yang merasa nilai ujiannya selalu merah padahal mereka sendiri tidak belajar..
Itulah sebabnya seorang guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, beliau berusaha keras untuk memberikan soal-soal terbaik bagi muridnya tanpa sepengetahuan mereka...
Sungguh luar biasa bukan???
So, masihkah kalian membenci UJIAN para psychopreneur?
Hahaha... kalau masih, sebaiknya jangan ya... mending kalian kerjakan ujiannya dengan sebaik mungkin sebagai bentuk apresiasi kalian terhadap mereka, para pahlawan tanpa tanda jasa..
Because you never success without them! Thank you Mr., Ms., and Mrs. :D
Langganan:
Postingan (Atom)